Sistem
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
di Rumah Sakit
Dian
Pancaningrum, S.Kep, Ns
Mahasiswa Pasca
Sarjana Peminatan Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
Ikuti Link Download Dibawah Ini
Abstrak
Tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional merupakan agenda terpenting pelayanan kesehatan.
Untuk mewujudkan pelayanan yang optimal, dibutuhkan tenaga perawat yang
profesional. Profesionalisme perawat
dalam bekerja dapat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
yang dirawatnya. Perawat perlu mendokumentasikan segala bentuk asuhan
keperawatan yang diberikan melalui pencatatan atau pendokumentasian. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien yang
dirawatnya. Di negara maju, sistem pendokumentasian asuhan keperawatan dibuat
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta dilakukan
secara profesional. Namun di beberapa negara berkembang, seperti rumah sakit di
Indonesia hanya beberapa gelintir rumah sakit saja yang telah memiliki sistem
informasi rumah sakit. Pendokumentasian asuhan keperawatan banyak dilakukan
secara manual, membutuhkan banyak waktu, ketelitian dan ketelatenan. Untuk membangun
sistem informasi berbasis tekhnologi komputer, rumah sakit harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Selain dana,
dibutuhkan pula sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan
sistem tersebut. Tulisan ini bersifat deskriptif dengan menggunakan
pendekatan studi literatur terhadap perkembangan tekhnologi di
bidang keperawatan.
Abstrac
Demands of society to get a professional
nursing service is the most important agenda of the health service. To achieve
optimum service, it takes a professional nurse. Professionalism of nurses in the
work can be seen from the nursing care given to treating clients. Nurses need
to document all forms of nursing care provided by recording or documenting.
This is done as a form of responsibility and accountability to clients that
treating nurses. In developed countries, nursing documentation system created
along with the development of science and technology and be professional. But
in some developing countries, such as hospitals in Indonesia only a few
hospitals that already have a nursing information system based on computer
technology. Documentation of nursing care a lot done manually, which requires a
lot of time, thoroughness and diligence. To build a system of computer-based
information technology, hospitals have to spend the funds that are not small.
In addition to funding, need for good human resources professional to operate
the system. This paper is a descriptive study of literature by using the
approach to technological development in the field of nursing.
Keyword: documentation, nursing, and hospital
A.
Latar Belakang
Rumah
sakit merupakan suatu organisasi yang dibentuk akibat tuntutan masyarakat yang
mulai menyadari pentingnya hidup sehat. Perawat sebagai sumber daya manusia
terbesar yang terdapat di pelayanan kesehatan, dalam hal ini rumah dituntut
untuk memberikan pelayanan yang optimal. Tuntutan tersebut bertambah berat
diikuti dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi yang melesat dengan pesatnya.
Di era globalisasi, perawat dihadapkan pada tantangan pasar bebas dimana
kompetensi dan profesionalisme sangat dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam
dunia pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan kesehatan
berkaitan dengan mutu, dimana faktor manusia merupakan faktor yang menentukan
(Wijono, 2000). Selain itu pelayanan di rumah sakit juga berorientasi pelayanan
kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Adikoesoemo, 2003). Pelayanan
keperawatan yang bermutu, memenuhi karakteristik proses keperawatan yaitu
sistem terbuka dan fleksibel terhadap kebutuhan pasien serta dinamis, mutu
asuhan keperawatan dapat tergambar antara lain pada dokumentasi proses
keperawatan (Gillies, 1996).
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan
tampilan perilaku atau kinerja perawat pelaksana dalam memberikan proses asuhan
keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Dokumentasi
proses asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas haruslah akurat, lengkap
dan sesuai standar. Apabila kegiatan
keperawatan tidak didokumentasikan dengan akurat dan lengkap maka sulit untuk
membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar (Hidayat,
2004). Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang
harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana sebagai bagian dari standar kerja
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2007).
Pencatatan asuhan
keperawatan merupakan suatu komponen penting dari infrastruktur tekhnologi
informasi di rumah sakit khususnya keperawatan. Infrastruktur tersebut terdiri
dari catatan elektronik medis, yang membuat digital penyimpanan data pasien
diantara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam pemberian perawatan
kesehatan. (Michael F Furukawa,
2010)
Studi
literatur tentang pendokumentasian proses asuhan keperawatan, saat ini sistem
pendokumentasian masih banyak dilakukan secara manual. Apabila terjadi kasus
hukum, tulisan tangan sangat sulit dipertanggungjawabkan. Selain itu
pendokumentasian asuhan keperawatan secara manual membutuhkan waktu yang lama
dan sangat tidak efektif. Sebuah
survei 2008 oleh perguruan tinggi di Amerika menemukan bahwa satu juta jam per
minggu dihabiskan oleh perawat di formulir-mengisi, dan hampir 90 persen
mengatakan dokumen telah meningkat selama lima tahun sebelumnya. (Erin Dean, 2010).
Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan analisa
lebih lanjut bagaimana pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan
yang dapat dilaksanakan oleh perawat
dapat memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
profesional.
B.
Kajian literatur
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau
kinerja perawat pelaksanan dalam memberikan proses asuhan keperawatan kepada
pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Kualitas pendokumentasian
keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (Nursalam,2007).
Gillies
(1996) menyatakan bahwa perawat memiliki tanggung jawab profesional terhadap
segala tindakannya. Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk
memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Bila terjadi suatu
masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai
pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi proses asuhan
keperawatan diperlukan, dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
barang bukti di pengadilan (Hidayat, 2004).
Selain itu, dokumentasi
keperawatan dapat meningkatkan kualitas keperawatan serta membantu
perawat dalam memberikan perawatan secara optimal dan berkelanjutan dengan cara
memandu perawat untuk dapat menulis dokumentasi dengan benar (Gregory et al, 2008).
Sebelumnya telah ada penggunaan tekhnologi informasi yang disiapkan bagi mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan perangkat mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien, kemudian mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya versi 1.0 sistem, dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa seorang pria telentang dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan pengguna untuk memilih sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-tubuh yang dipilih. Pengguna ini kemudian dimaksudkan untuk menggunakan sistem Palm "Sync-Manager" untuk mentransfer data fisik penilaian-set ke desktop, untuk dilihat dan secara opsional diedit menggunakan versi desktop Nursing Information System. Sebuah "saluran" custom-dikembangkan mengelola transfer ini, dengan cara file-format-spesifik NIS. (Larry LeFever, 2003).
Sebelumnya telah ada penggunaan tekhnologi informasi yang disiapkan bagi mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan perangkat mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien, kemudian mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya versi 1.0 sistem, dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa seorang pria telentang dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan pengguna untuk memilih sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-tubuh yang dipilih. Pengguna ini kemudian dimaksudkan untuk menggunakan sistem Palm "Sync-Manager" untuk mentransfer data fisik penilaian-set ke desktop, untuk dilihat dan secara opsional diedit menggunakan versi desktop Nursing Information System. Sebuah "saluran" custom-dikembangkan mengelola transfer ini, dengan cara file-format-spesifik NIS. (Larry LeFever, 2003).
1.
Dokumentasi
Keperawatan dengan Kode (Coded Nursing Documentation/CND)
Adalah dokumentasi
menggunakan sistem komputer dimana catatan keperawatan yang terlihat hanya kode
saja. Kode sendiri berdasarkan standar
asuhan keperawatan yang telah dirumuskan. Virginia, dkk (2008) pengembangan dokumentasi yang
dilakukan berupa dokumentasi keperawatan dengan sistem pengkodean. Pengkodean
dilakukan dengan memasukkan data pasien ke komputer, pada akhirnya akan
terlihat data dokumentasi hanya berupa kode secara lengkap menguraikan mulai
dari penyakit hingga evaluasi yang akan dicapai oleh pasien tersebut. Sistem
pengkodean ini, tidak menuntut perawat untuk melakukan aktivitas menulis lebih
banyak.
2.
Clinical
Care Clasification
(CCC)
Adalah sebuah standar terminologi keperawatan yang terdiri dari atom
(data) konsep, masing-masing mempunyai kode yang unik dan definisi, sehingga memungkinkan untuk kode dokumentasi keperawatan serta proses
rencana perawatan elektronik. Model Sistem CCC menggambarkan
dokumentasi perawatan pasien oleh perawat
dan semua penyedia layanan kesehatan dalam pengaturan
perawatan kesehatan sebagai interaktif,
saling berkaitan, dan proses umpan balik yang terus-menerus. Model Sistem CCC (gambar
2.1) mengilustrasikan hubungan antara CCC of
Nursing diagnosis dan hasil dan CCC Keperawatan dan Intervensi.
Gambar 2.1 Model
Informasi Clinical Care Klasifikasi (CCC)
Clinical
Care Clasification (CCC)
Sistem akan menyediakan kerangka kerja standar untuk mengklasifikasi nursing
diagnosis, nursing interventions, dan hasil keperawatan untuk kode dokumentasi
keperawatan.
Komponen meliputi: 1) Aktivitas, 2) Usus/lambung, 3) Jantung, 4) kognitif, 5) Koping, 6) Volume cairan, 7) Kesehatan Perilaku, 8) Siklus kehidupan, 9)
Obat-obatan, 10) Metabolik, 11) Gizi, 12)Keseimbangan psikis, 13) Pernafasan,
14) Peranan hubungan, 15) Keselamatan, 16) Perawatan Diri, 17) Konsep Diri, 18)
Sensorik, 19) Kulit Integritas, 20) Perfusi Jaringan, dan 21) Fungsi Eliminasi.
Gambar 2.2.
Kerangka Clinical Care Classifikasi
Dari 21 Komponen kode Perawatan ini
diklasifikasikan dari enam langkah Proses Keperawatan (Gambar 2.3): Assessment (Care Component), diagnosis
(diagnosa keperawatan), hasil identifikasi (hasil/tujuan diharapkan), perencanaan (intervensi keperawatan),
pelaksanaan (tipe aksi intervensi), dan evaluasi (hasil aktual).
Gambar 2.3.
Kerangka Dokumentasi Keperawatan dengan Kode
Dari gambar 2.1 sampai dengan 2.3 dapat
disimpulkan bahwa :
a.
Diagnosa Keperawatan terdiri 182
diagnosa keperawatan yang diambil dari 21 komponen.
b.
Intervensi:
Intervensi Keperawatan terdiri dari 792 Tindakan (198 Intervensi dengan 4 Aksi Qualifiers):
Intervensi Keperawatan terdiri dari 792 Tindakan (198 Intervensi dengan 4 Aksi Qualifiers):
1)
Menilai: Mengumpulkan dan menganalisis data
tentang status kesehatan
2)
Lakukan:
Menyediakan tindakan terapeutik
3)
Ajarkan:
Memberikan informasi, pengetahuan dan / atau keterampilan
4)
Kelola:
Mengkoordinasikan, Administrasi, mengkolaborasikan dan/atau merujuk.
c.
Hasil
Terdiri dari 546 konsep hasil keperawatan.
Tiga kualifikasi tidak hanya digunakan untuk memprediksi tujuan perawatan,
tetapi juga untuk mengevaluasi apakah hasil sebenarnya telah mencapai atau
tidak memenuhi tujuan perawatan.
3.
Proses pengembangan Dokumentasi
Keperawatan dengan Kode
Dokumentasi keperawatan dengan kode
menggunakan sistem terminologi keperawatan yang meliputi perencanaan, analisis,
desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi . Berbagai hal yang perlu disediakan:
a. Alat
Perlengkapan yang disiapkan adalah Sistem
Informasi Kesehatan Elektronik, Electronic Health Record, Electronic Medical
Record, Electronic Patient Record, Sistem Informasi klinis, Order Entry
Provider Computerized System.
b. SDM
Perawat, Providers, Consulting Providers, Allied Health Professionals
Perawat, Providers, Consulting Providers, Allied Health Professionals
Tahapan yang perlu
dilaksanakan dalam aplikasi dokumentasi :
3.1 Perencanaan
Inti dari perencanaan adalah bagaimana
produk akhir akan terlihat dan bagaimana Kode Dokumentasi Keperawatan (CND)
akan disajikan dan digunakan, kegiatannya meliputi :
3.1.1)
Menentukan ruang lingkup dan desain
3.1.2)
Memperoleh dukungan administrasi
3.1.3)
Identifikasi format untuk CND menggunakan
beberapa pendekatan yang mungkin yaitu standar, individual dan interaktif.
3.2 Analisis
Analisis terhadap proses dokumentasi
keperawatan yang ada dan menentukan
perubahan dan konfigurasi meliputi :
3.2.1)
Analisis
dokumentasi keperawatan yang ada
3.2.2)
Lacak
alur kerja perawat dalam perawatan
3.2.3)
Tentukan
apa yang konten perlu dikumpulkan
3.2.4)
Tentukan
apa yang laporan yang diperlukan
3.3 Desain
Informasi yang dianalisa digunakan untuk
merancang prototipe yang berfokus pada mengkonfigurasi aplikasi CND.
3.3.1)
Desain model mengikuti enam langkah dari
proses keperawatan Gbr 2.4.
3.3.2)
Tentukan spesifikasi dan lingkup
fungsional
3.3.3)
Tentukan tingkat kekhususan
Gambar 2.4.
Model Proses Keperawatan (ANA, 1998)
3.4 Pelaksanaan
Fase ini menunjukkan CND sebagai
aplikasi catatan elektronik juga sebaiknya:
3.4.1)
Menyediakan teknisi, profesional dan dukungan pelatihan
3.4.2)
Menetapkan pemeliharaan dan memperbarui
prosedur.
3.5 Evaluasi
Evaluasi dan fase
terakhir adalah CND dianalisis untuk memastikan bahwa CND memuat enam set kode
(Gambar 2.3) yang berfungsi seperti yang direncanakan dan dikonfigurasi. Tahap
evaluasi terdiri dari:
3.5.1)
Ujilah kegunaan aplikasi
3.5.2)
Ujilah keumuman laporan
3.5.3)
Ujilah kembali penggunaan dan aplikasi
penelitian
3.5.4)
Ujilah kepuasan pengguna
C. Kesimpulan dan Saran
Sistem
informasi manajemen memiliki banyak manfaat, khususnya pada area pelayanan
kesehatan yaitu rumah sakit. Hanya beberapa rumah sakit di Indonesia yang
memanfaatkan sistem ini, hal ini disebabkan untuk membangun sistem tersebut
dibutuhkan dana yang tidak sedikit serta sumber daya manusia keperawatan yang
kompeten dalam memanfaatkan sistem informasi tersebut.
Banyak
waktu dan pekerjaan perawat yang dapat diefisiensi dengan sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer. Namun demikian tidaklah mudah untuk dapat menerapkan sistem informasi
manajemen di rumah sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah karena terkait
dengan kebijakan, struktur organisasi rumah sakit dan alokasi dana yang
tersedia. Keadaan tersebut dapat menghambat pengembangan sistem informasi
manajemen keperawatan di rumah sakit, terlebih bila pengambil kebijakan
menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak penting tersedia di rumah sakit.
Kedepan, institusi pendidikan tenaga kesehatan khususnya keperawatan
sebagai institusi yang melahirkan para perawat profesional perlu merenungi dan
berpikir kembali dengan kemajuan ilmu dan tekhnologi komputerisasi. Perlunya
memasukaan mata kuliah institusional tentang IT atau pengenalan terhadap
teknologi komputer, agar lulusan dapat memanfaatkan dan mengaplikasikannya pada
saat mereka bekerja di unit pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Adikoesoemo (2003). Manajemen Rumah
Sakit, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
2. Erin Dean (2010). Nursing Standard. Australian
Nursing Journal. Edition 6.Vol 25
3. Elizabeth A Carlson (2010). Information
Systems for Healthcare Management.
Orthopaedic Journal of Nursing.
4. Gillies, Dee Ann.(1996). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi 2, alih bahasa oleh Sukmana dkk, untuk kalangan
terbatas.
5. Gregory,et al (2008). Documentation in Practice. Journal of
Nursing Management. Edition 4.Volume 17.
6. Hidayat (2004). Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Jakarta: Salemba.
7. Larry LeFever (2003). Reengineering a Mobile Nursing Information System.
http://proquest.umi.com/pqdweb?RQT=511&sid=1&restriction=4&TS=1288863445
8.
Michael F Furukawa, et al (2010). Eletronic Medical Record and Cost Efficiency
in Hospital Medical Surgical Unit.. Inquiry Excellus Health Plan.Volume 47
9. Nursalam,(2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta. Salemba Medika.
10.
Ratna S. (2006). Model Praktek
Keperawatan Profesional di Rumah Sakit panduan
Implementasi,
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
11.
Swansburg (2000). Pengantar Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis, Jakarta: EGC Kedokteran.
12.
Shelley Tranter (2009). A Hospital Wide
Nursing Documentation Project. Australian Nursing Journal. Volume 17.
13.
Wijono, (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya, Airlangga University
Press.
Keyword : sistem dokumentasi keperawatan manual
dokumentasi asuhan keperawatan
teknik pendokumentasian asuhan keperawatan
contoh dokumentasi keperawatan di rumah sakit
sistem dokumentasi manual pdf
sistem dokumentasi keperawatan manual dan elektronik ppt
teknik dokumentasi keperawatan pdf
contoh dokumentasi asuhan keperawatan
source : nasihatkesehatan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment